Catatan Akhir Tahun Sang Pejalan

Disclaimer: tulisan ini murni untuk pengingat pribadi gue di masa depan. Facebook remembers memories way much better than my brain. No offense to anyone. But if you feel offense, I am sorry. Gue ga bermaksud begitu. 

Dua ribu lima belas hampir berakhir. Tahun ini resolusi yang bertajuk "Live my life to the fullest without regrets" berhasil membuat gue memaknai banyak hal: petualangan, kesempatan, keberanian, kebahagiaan, penghargaan, kesepian, dan kehilangan. Beberapa hal gue lakukan dengan suka cita. Beberapa momen harus gue terima dengan lapang dada. Part paling seru tentu saja petualangan. Alhamdulillah tahun ini bolak-balik ke Pulau Sumatera. Mulai dari Medan, Riau, Jambi, sampai Aceh. Sedangkan ke timur, Pulau Sumba jadi saksi bahwa kadang yang kita butuhkan hanya mimpi, dan biarkan Tuhan yang mewujudkan. Semoga tahun depan gue masih bisa berjalan; tidak sendirian tapi bergandengan tangan. Amiinnn... 

Part paling berbekas adalah kehilangan. Tahun ini, bukan hape yang hilang, tapi sesuatu yang lebih berharga dari itu. Kadang masih suka menyesal, "How stupid I am!" Namun, seiring berjalannya waktu gue sadar kalau itu takdir dan gue ga boleh menyesal atau terlalu menyalahkan diri sendiri. The scar is still there. But just take the lesson then move on, girl! Gue harus mengalami kehilangan untuk belajar arti mengikhlaskan. Kehilangan adalah harga teramat mahal yang harus gue bayar untuk sebuah proses pendewasaan. After all, no regrets! 

Cukup membahas masa lalu. Saatnya menatap masa depan. Gue mempertimbangkan untuk mengutip qoutes Miss Universe 2015 sebagai resolusi. Tapi plagiat haram hukumnya. Jadi, gue memutuskan resolusi dua ribu enam belas adalah ..... jreng jreng jreng... "Always be kind and stay positive!" Always be kind berarti gue mau jadi orang baik. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya. Kedengarannya simpel, tapi buat gue itu PR besar. "Salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah" itu ringan di ucapan tapi berat di tindakan. Indikatornya, gue ga boleh marah, sedih, atau kecewa kalau ada yang menuduh kebaikan gue hanya sekedar pencitraan. Cukup teman gue aja yang bilang kalau kebaikan yang selama ini gue lakukan tidak tulus. Jangan sampai suatu saat nanti Allah SWT juga berkata, "Kebaikanmu tidak tulus. Kamu tidak layak masuk surga. BHAY!" Oh, itu akan amat sangat menyakitkan sekali. 

Sedangkan stay positive itu untuk mereduksi kemungkinan terburuk yang sering melintas di kepala. Ilustrasi di paragraf atas adalah contoh betapa pesimisnya gue sebagai manusia untuk bisa masuk surga. Dan orang-orang terdekat tahu gue bisa jadi si opportunis yang menyebalkan. Manusia yang bisa melihat kelemahan di rencana paling sempurna sekalipun. Padahal, Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Jadi, tahun depan gue akan berusaha lebih sering untuk melihat sisi terang meskipun Darth Vader dalam jiwa gue selalu memanggil untik dibangkitkan. Semoga di tahun 2016 gue bisa menjadi manusia baik dan selalu berpikir positif. Semoga di tahun 2016 gue bisa menjadi wanita baik ... Yang layak bersanding dengan lelaki baik. Amiinn.. Ujung-ujungnya curcol. Haha. Maaf. (Kartika Restu Susilo)

1 comment: