Mangrove itu Penting!

 




Mangrove: Paru-paru Dunia yang Terlupa

     
Kawasan Ekowisata Mangrove


     Tak banyak orang Indonesia yang tahu bahwa tanggal 26 Juli adalah Hari Mangrove Sedunia. Padahal, negara kita dikaruniai lahan mangrove yang begitu luas lantaran kita memiliki garis pantai yang begitu panjang. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020) menyatakan bahwa luas lahan mangrove nasional mencapai 3,31-juta hektar. Artinya, lahan mangrove Indonesia adalah salah satu yang terbesar, jika bukan yang nomor satu di dunia. 
       Data di atas menunjukkan betapa besar potensi hutan mangrove yang dimiliki Indonesia, baik dari segi ekologi, ekonomi, maupun sosial. Mangrove memiliki beragam fungsi ekologi, seperti: menahan abrasi air laut, menahan badai dan angin yang bermuatan garam, dan sebagai penambat bahan-bahan pencemar (racun) di perairan pantai. Hutan mangrove juga mampu menyimpan karbon 800-1200 ton C/ha (4-5 kali dari hutan daratan), 80% di antaranya tersimpan di dalam tanah. Fungsi hutan mangrove sebagai penyimpan karbon menjadikannya sebagai paru-paru dunia.
       Dari sisi ekonomi, ekosistem mangrove adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Hutan mangrove menyumbang lebih dari 40 trilyun rupiah per tahun dari sektor perikanan budidaya (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2015). Nilai tersebut menempatkan Indonesia sebagai raksasa perikanan dunia bersama-sama dengan China dan India (FAO, 2016). Nilai ekonomi mangrove akan lebih tinggi lagi jika kita menghitung jasa ekosistem lainnya seperti melindungi infrastruktur pesisir dari erosi, gelombang, dan badai.
    Namun, di masa mendatang data tersebut bisa jadi hanya angka belaka. Pasalnya, kerusakan mangrove di Indonesia terjadi sangat cepat dalam waktu singkat. Menurut
 Center for International Forestry Research (CIFOR) saat ini ekosistem mangrove Indonesia mengalami tekanan dengan ancaman laju degradasi yang tinggi mencapai 52.000 ha/tahun. Sementara laju abrasi sebesar 1.950 ha/tahun sepanjang 420 km. Abrasi di berbagai tempat terjadi hingga lebih dari 1 km ke arah darat sehingga menyebabkan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan tempat tinggal.
       Ancaman kerusakan ekosistem mengrove di Indonesia diakibatkan oleh berbagai faktor. Penyebab utama adalah alih fungsi lahan menjadi pemukiman, perkebunan, industri, dan dan tambak. Tekanan dan laju pertambahan penduduk, terutama di daerah pesisir, mengakibatkan adanya perubahan tata guna lahan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara berlebihan. Selain itu, meningkatnya permintaan terhadap produksi kayu menyebabkan eksploitasi berlebihan terhadap hutan mangrove. Kegiatan lain yang menyebabkan degradasi lahan mangrove adalah pembukaan tambak secara masif antara lain di Pantai utara Jawa, Delta Mahakam, dan Pesisir Sulawesi selatan. Hutan mangrove dikonversi untuk budidaya ikan, udang dan kepiting yang memberikan kontribusi besar bagi kerusakan hutan mangrove, sehingga fungsi dan ekosistem yang ada di sekitar mangrove menjadi hilang. Faktor lain penyebab kerusakan ekosistem mangrove adalah pencemaran limbah domestik dan limbah berbahaya lainnya. Berbagai aktivitas manusia tersebut menyebabkan penurunan luas hutan mangrove dan berakibat juga pada penurunan fungsi dan manfaat mangrove bagi penduduk dan lingkungan sekitarnya.
        Untuk mengembalikan fungsi dan manfaat mangrove yang rusak tersebut, maka diperlukan adanya upaya pengelolaan melalui rehabilitasi dan konservasi mangrove. Menurut Bengen (2001) dalam Haikal (2008), menyebutkan bahwa pelestarian hutan mangrove merupakan suatu unit usaha yang kompleks untuk dilaksanakan karena kegiatan tersebut sangat membutuhkan sifat akomodatif terhadap pihak-pihak terkait baik yang berbeda di sekitar maupun di luar kawasan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengoptimalkan peran Pemerintah, Kelompok Kerja Mangrove Nasional/Provinsi, masyarakat, NGO, dsb.

Peta Sebaran Ekosistem Mangrove di Indonesia



    Upaya pemanfaatan berkelanjutan hutan mangrove bisa dilakukan dengan pendekatan Kawasan Ekowisata. Setiap daerah sebaiknya memiliki strategi/perencanaan pengelolaan mangrove serta infografis potensi mangrove di wilayah masing-masing. Saat ini, terdapat 183 ekowisata mangrove (sebagian sebagai mangrove center) yang tersebar di seluruh Indonesia. Kawasan ekowisata mangrove ini ada di setiap provinsi dan menjadi jarring pengaman utama untuk kelestarian ekosistem mangrove. Strategi pengembangan ekowisata mangrove bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui sosialisasi terkait aspek wisata, penanaman jenis mangrove penahan abrasi secara berkelanjutan, pengadaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata, dan kerjasama yang baik antar pemangku kebijakan. Harapannya, lahan mangrove di Indonesia bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan sampai anak-cucu kita kelak. (Kartika Restu Susilo)

Balada Tabung Gas

Tek! Wuuuusssshhhh...
Blup blup blup....

Aku mendesah keras. Kompor gas yang aku nyalakan hanya memancarkan api sekejap, lalu mati. Ketika aku cek, indikator gas sudah menunjuk zona merah. Di kosan ini, kami bergiliran membeli gas. Kali ini jatahku untuk mengisi tabung gas.

Beli gas di mana? batinku.

Maklum saja, belum genap sebulan aku pindah ke kota ini. Jadi aku belum tau di mana toko yang menjual tabung gas 3 kilo. Aku pun memberanikan diri bertanya ke teman kos.

Mikan Gari: Makan Jeruk Hasil Petik Sendiri


Memasuki bulan November dan Desember, ada satu kegiatan populer di Jepang, yakni mikan-gari. Mikan berarti jeruk, sedangkan gari berarti petik. Ya, mikan-gari adalah agrowisata memetik buah jeruk langsung dari pohonnya. Jepang merupakan negara yang terkenal sebagai surganya jeruk. Jeruknya manis banget, bedalah sama jeruk Indonesia.

A Reminder

Dear women,

Staying at home and spending your parents or spouse money is nice.
But earning your own money is a dignity, isn't it?

Don't let your brain "mendokusai"!

(Kartika Restu Susilo)

Petualangan ke Kota Conan


Selama tinggal di Jepang, salah satu destinasi yang paling ingin saya kunjungi adalah Conan Town. Tau kan siapa Conan? Detektif SMA yang badannya mengecil karena minum APTX 4869 itu looh. Nah, ternyata Conan Town itu letaknya jauh gaes! Kota Conan berada di Prefektur Tottori tepatnya di Kota Hokueichou. Butuh 4 jam dari Osaka untuk sampai ke sana. Beruntung, duo Meng yang suka ngebolang sampai ke Asakura juga berminat pelesir ke Conan Town. Jadilah unutk merayakan kelulusan Meng 1, kami merencanakan Graduation Trip ke Perfektur Tottori dan Shimane.

The Best Gift Ever

My Sensei (Professor) and I were heading to Kyotango when he turned his car to Miketsukuni Wakasa Obama Food Cultural Center. "You need your own chopstick. I will give you as a graduation gift," said him. Obama city is famous as Japan's chopsticks capital, and Wakasa chopstick is one of the best chopsticks they ever have.