Fadly Padi: Yaa Penyanyi, Yaa Petani

Dua tahun lalu, editor saya memberi tugas untuk mencari artis yang hobi bercocok tanam. Hasil searching di Google mengarahkan saya pada satu nama: Fadly, Sang Vokalis Padi. Aiiiihhh… Siapa yang ga kenal suara Beliau? Saya mau banget ketemu sama orangnya langsung! Tapi bagaimana saya bisa menghubungi kalau tidak ada link dengan dia? Karena usulan sudah disetujui dalam forum bersama, maka saya harus bisa meliput Fadly. Harus bisa bagaimanapun caranya!

Beruntung saya hidup di dunia teknologi yang serba canggih. Jaman itu, twitter masih menjadi primadona untuk stalking kegiatan artis, apalagi artis Korea. Hahaa.(ketauan kan gue suka stalker -_-“). Alhamdulillah ketika saya menghubungi Fadly via twitter, pihak manajemen langsung merespon dan menjadwalkan interview. I love you, twitter… Namun, karena saya masih belum yakin 100% bisa meliput Fadly, saya menyembunyikan berita itu hingga di menit-menit terakhir. Saya bilangnya mau ketemu Mas Gusman, dan supir serta rekan saya si cantik Andari tidak tahu kalau Mas Gusman itu manajer Fadly. Saya tidak bermaksud berbohong, cuma masih ga percaya kalau saya berkesempatan mewawancarai Beliau.

Pas ketemu, nervous booo. Jadi saya biarkan Andari berbasa-basi sejenak dengan Fadly. Lidah kelu, mata terpaku. Orangnya ramaaaahhhhh banget! Ga ada kesan sombong sebagai artis. Saya menemui Fadly di rumah singgahnya di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Fadly mengenakan kaos sederhana, bercaping, mengenakan jeans yang dilipat hingga selutut, dan sandal jepit. Di kaosnya terpampang tulisan Ber(t)ani Karena Benar. Pemilik nama lengkap Andi Fadly Arifuddin menuturkan semboyan itu merujuk pada sistem pertanian yang ia terapkan di halaman rumah singgahnya di Pamulang. Di sana Fadly bertani secara ramah lingkungan. “Sayuran yang saya tanam bebas pupuk dan pestisida,” ujar Fadly. 

Garden Tower 
Di halaman rumah itu saya melihat sebuah drum plastik berwarna biru ditumbuhi bayam merah di sisi-sisinya. Fadly memanfaatkan drum berkapasitas 25 liter itu sebagai wadah tanam vertikultur. Sistem vertikultur atau vertical culture berarti penanaman secara bertingkat atau tersusun ke atas. Fadly meletakkan sebuah pipa polivinil klorida (PVC) berlubang di tengah drum, lalu menyayat bagian pinggir drum selebar 5 cm. Ayah 4 anak itu mengisi drum dengan tanah sebagai media tanam dan sampah organik ke dalam pipa PVC. Lalu ia menanam sejumput benih bayam di bagian pinggir drum. Dengan cara itu Fadly tak perlu memupuk tanaman. “Drum air ini namanya Garden Tower. Prinsip kerjanya mirip biopori,” kata Fadly.

Fadly juga memanfaatkan barang-barang bekas menjadi pot alias wadah tanam. Mulai dari bathtube bekas, botol minuman mineral, bak mandi bayi, gentong air, drum wadah cat, jeriken, dan ember bekas. Di ember bekas Fadly menanam bayam, di jeriken ada cabai rawit, dan di drum cat: sirih merah dan belimbing. “Teknik yang saya terapkan murah karena menggunakan barang-barang bekas,” tuturnya. Meski jadwal panggung padat, Fadly tetap menyempatkan merawat sendiri tanamannya. Ayah 4 anak itu memenuhi halaman seluas 130 m2 dengan berbagai jenis sayuran dan ikan. Dua kali seminggu, ia mengunjungi rumah itu untuk melihat kondisi tanaman. Fadly tak segan menyemai, menyiram, memupuk, dan memanen sayuran yang ia tanam. Sehari-hari ada 2 pekerja membantu Fadly memastikan tanaman tumbuh sehat.

Darah Ayah
Fadly mulai menggarap halaman rumahnya empat tahun lalu ketika ia jenuh menekuni dunia musik yang membesarkan namanya. Kebetulan, halaman rumah singgah yang baru ia beli cukup luas. Ia belajar teknik hidroponik secara otodidak. Jujur, saya malu. Hasil belajar otodidak Fadly jauuuhhh lebih berhasil dibanding buah tangan saya yang notabene alumnus pertanian. Saya belajar banyak banget dari Beliau. Pria kelahiran Makasar, Sulawesi Selatan, itu memang mewarisi kegemaran bercocok tanam dari sang ayah. Sewaktu kecil, ayahnya sering mengajak Fadly ke kebun keluarga untuk membibitkan palem raja dan palem merah. Kenangan masa kecil itu kini ia diteruskan pada anak-anaknya. Suami Dessy Aulia itu mengajarkan keempat anaknya untuk menjaga alam dan belajar bercocok tanam. “Kami ingin melakukan sesuatu untuk alam, setidaknya dengan sedikit mungkin melakukan kerusakan alam,” ujar Fadly.

Fadly memelihara ikan bawal, nila, dan gurame di kolam seluas 11 m x 1,2 m. Ada pula akuaponik mini berukuran 3 m x 1,5 m. Sedangkan di bagian belakang, ia mengolamkan udang di bak berukuran 1 m x 1,5 m. Di atas setiap kolam, pria setinggi 175 cm itu menanam sayuran. “Saya menerapkan sistem akuaponik,” ujar Fadly. Di atas kolam bawal, pria kelahiran 13 Juni 1975 itu menyulap bathtube bekas sebagai wadah tanam. Fadly menanam bayam, kangkung, tomat, dan cabai serta talas dan pepaya. Ia ingin membuktikan sistem akuaponik juga cocok dipakai untuk menanam tanaman buah. Disebut akuaponik lantaran sistem itu terdiri atas aquakultur alias budidaya ikan dan hidroponik. Hasil panen sayuran dan ikan dikonsumsi seluruh anggota keluarga. Ia juga membagikan pada rekan dari dunia musik. 

Fadly berharap, teman-temannya juga mau ikut menanam. Menurut Gusman, manajer Fadly, hobi Fadly bercocok tanam tergolong unik di kalangan artis. “Bacaan dia kalau di ruang tunggu Bandara pasti majalah Trubus, Mbak. Bukan Rolling Stones,” kata Mas Gusman. (Kartika Restu Susilo)

1 comment:

  1. Wah.. kerennya. Gak salah memang penggemar tergila-gila sama vokalis satu ini. Orangnya "membumi"banget. :D

    ReplyDelete