Piknik Dongeng dan Silaturahim Bersama Pak Raden

Hari Minggu, 2 Agustus 2015 kemarin saya mengunjungi Pak Raden di rumahnya. Ini kedua kalinya saya ke sana, yang pertama cuma bareng Kak Aio dan Kak Dita. Nah, kalau kemarin ramean bareng teman-teman Ayo Dongeng Indonesia (AyoDI). Maklum, agendanya memang silaturahim AyoDI dengan Pak Raden. Tadinya mau buka bersama pas Ramadhan bulan lalu, tapi karena satu dan lain hal batal. Jadilah tanggal 2 Agustus ini acaranya diadakan. Kak Aio udah dari jauh-jauh hari mewanti-wanti untuk mengosongkan agenda. Ya sudahlah, saya ga keberatan dipaksa. Ahahaaa...

Teman-teman AyoDI janjian di stasiun Tanah Abang jam 1. Namun, karena saya masih menggosip dengan seseorang, saya baru berangkat jam 1 siang. Saya pikir tak akan nyasar, toh saya pernah ke sana meski sudah berbulan silam. Ternyataaa... Kesombongan membuat saya harus berjalan dari Hotel Santika ke rumah Pak Raden, yaahh kira-kira 1 km laah. Petunjuknya sih lele lela, tapi saya ga nemu rumah makan itu. Lumayan bikin lumanyun deehh.. Tau gitu naik ojek aja.

Kediaman Pak Raden berada di bilangan Petamburan, Jakarta Pusat. Rumahnya sederhana dan penuh dengan kucing-kucing berkeliaran. Waktu ke sana bulan Januari silam, dindingnya dihiasi dengan ilustrasi dongeng HC Andersen seperti Gadis Penjual Korek Api atau Anak Itik Buruk Rupa. Ukuran ilustrasinya ga kecl kayak di buku, melainkan raksasa supaya lebih tampak visual. Satu lukisan ukurannya 50 cm x 50 cm. Nah, kemarin interiornya berubah jadi ilustrasi Timun Mas. Pak Raden sendiri yang menggambar looh. Hebat yaa, umur 84 tahun masih bisa berimaginasi dan berkarya.

Piknik Dongeng
Karena telat, saya pun ketinggalan sesi pertama dongeng Pak Raden. Saya jadi ga bisa melihat Pak Raden menggambar sambil mendongeng. Hiks. Untungnya saya masih sempat menyaksikan Pak Raden beraksi. Ia mendongeng tentang Raja yang mencari kebahagian. Selain bercerita, Pak Raden juga mengajak audience bernyanyi. Ga cuma anak kecil yang terkesima dengan dongeng Pak Raden, orang dewasa pun menyimak dengan takzim. Apalagi, di sela-sela bercerita, Pak Raden juga memberikan wejangan mengenai dunia perdongengan. Pria yang menolak dipanggil "Eyang" tapi mau dipanggil "Si Mbah" itu sungguh rendah hati. Beliau bersedia membagi ilmunya mengenai dongeng secara cuma-cuma *sungkem sama Eyang, eh Si Mbah.

Setelah itu, giliran Kak Aio yang mendongeng. Bisa dipastikan akan ada gelak tawa kalau melihat dan mendengar beliau mendongeng. Kak Aio diam aja udah kocak, apalagi pas menirukan karakter lengkap dengan ekspresi dan intonasi suara. Dongeng "Kecupan Basah" ala Kak Aio berhasil membuat penonton ikut terlibat di dalamnya. Rumah Pak Raden sontak ramai saat para pemirsa mengikuti instruksi Kak Aio untuk menangis. Sedangkan dongeng "Kelinci dan Monyet" bikin saya sakit perut saking gelinya melihat mimik Kak Aio menirukan kedua hewan tersebut.

Acara halal bihalal kemarin juga dijadikan ajang peluncuran Piknik Dongeng yang mulai dilaksanakan pada September 2015. Piknik dongeng adalah bentuk sederhana mendongeng dari dekat. Nantinya pengunjung bisa datang langsung ke rumah Pak Raden untuk mendengarkan dongeng, bercengrama dengan Si Unyil, atau memanjakan mata dengan ilustrasi Timun Mas atau dongeng HC Andersen yang digambar langsung oleh Pak Raden. Ada pula suvenir cantik nan unik seperti kaos atau mug bergambar Pak Raden. Dapat tanda tangannya juga looh. 

Ke depannya, rencana Piknik Dongeng ini tidak hanya mendengarkan Pak Raden mendongeng. Di bawah bengkel seni "Rumah Seribu Kucing" milik Pak Raden, Piknik Dongeng juga akan mengundang sejumlah pendongeng, juga membuka diri untuk program lain seperti workshop mendongeng, pelatihan pembuatan boneka Unyil klasik, nonton film (dongeng) bersama Pak Raden, atau agenda lain. Seru lah pokoknya! (Kartika Restu Susilo)

No comments:

Post a Comment