Catatan Perjalanan Sang Nona

Berjalanlah... Berjalanlah menjelajah bumi. Perintah itu ada dalam kitab suci. Kau akan mulai berkemas. Memilih dan memilah bekal perjalanan. Kadang kau akan membebani diri dengan barang bawaan yang tak perlu. Sedangkan barang penting justru alpa masuk di ranselmu. Tak apa. Kau akan sadar bahwa tak semua harta bisa dibawa. Ah, ini hanya perjalanan dunia yang fana. Sudahkah kau siapkan bekal untuk perjalanan abadi di sana? 

Jadi berjalanlah. Kau akan bergegas menuju bandara. Dua jam sebelum boarding, kau sudah check in. Cemas sekali tiketmu hangus. Lalu, saat panggilan masuk pesawat kau dengar, kau segera terlonjak dari tempat duduk. Kau akan dengan senang hati memenuhi panggilan masuk ke pesawat. Padahal itu hanya panggilan untuk masuk ke pesawat. Mengapa tak kau lakukan hal yang sama ketika Tuhan memanggilmu? Bergegas beranjak dari tempat duduk di kantor. Pernahkah kau sudah duduk dua jam sebelum panggilan Tuhan datang? Apa kau tak takut tiketmu ke surga hangus? 

 Meski begitu, tetaplah berjalan. Kau akan melihat gunung-gunung sebagai pancang; lautan yang tak akan bisa menulis semua kebesaran-Nya andai dijadikan tinta; langit yang tanpa retak; bintang gemintang sebagai petunjuk; dan bulan serta matahari sebagai penghitung waktu. Kau akan menjumpai beragam hewan: berkaki dua, empat, atau melata. Matamu akan dimanja kebun anggur, zaitun, delima, atau mayang kurma. Namun, sebagai khalifah apa yang sudah kau perbuat? Mungkin saja tanganmu salah satu penyebab tanda kerusakan di bumi. Atau nasibmu akan sama seperti orang-orang terdahulu, yang dimurka lantaran menyekutukan-Nya? 

Kau harus tetap berjalan. Mungkin kau akan tersesat, tapi pasti selamat. Asalkan kau berjalan menuju-Nya. Mungkin akan ada sedikit ketakutan. Kau akan merasa berjalan sendirian. Tak apa, semua akan baik-baik saja selama kau percaya. Bahwa Ia bersamamu, bahwa Ia Maha Melihat. Mulailah berjalan. Maka kau akan menemukan dirimu. Lalu menyadari Penciptamu. Dan semoga Sang Pencipta menyambutmu dengan senyum. Saat tiba waktumu untuk pulang kepada-Nya. Semoga. (Kartika Restu Susilo)

No comments:

Post a Comment