Mulutmu Harimaumu

Never complain in public. You don't know what will happen next. 

Weekend lalu aku janjian dengan BFF aka Reza buat nonton. Entah film apapun di bioskop manapun. Awalnya kami mau nonton di Summarecon Bekasi. Namun kami berubah pikiran dan nonton di Grand Mall Bekasi. Sampai sana, antriannya penuh! Ada 10 pilihan film yang bisa kami tonton, 7 film luar dan sisanya film Indonesia. Galaulah kami berdua menentukan mau nonton yang mana: Keanu Reeves di Daughter of God; Leo di Caprio di Revenant; atau Chris Pine di Finest Hours. Namun setelah 45 menit mengantri, akhirnya pilihan jatuh ke Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) Haha. Hidup perfilman Indonesia! 

Aku ga akan bahas filmnya. Buat yang pernah baca novelet KMGP, pasti tau lah jalan cerita kayak apa. Yang ga aku duga adalah film ini dibagi dua part. Jadi aku di dalam bioskop cuma satu setengah jam. Yaelah! Novel KMGP tuh tipis banget, ga setebel Harry Potter and The Deathly Hallow atau Breaking Dawn. Males banget filmnya dibagi dua part gitu. Jadi, saat film usai, proteslah aku dengan nada agak keras (keras banget kalau kata temen aku)."Kenapa sih harus dibagi dua part segala? Ga bisa jadi satu film aja apa?" seru aku kesel. 

 Tiba-tiba ibu-ibu di samping aku nyeletuk, "Filmnya ga bisa jadi satu soalnya di part dua ada flash back kejadian di Ternate." Pas nengok, aku shock. Yang ngomong itu bunda Helvy Tiana Rosa, penulis sekaligus produser KMGP. Ya Allah... Malu pake banget! Beneran deh aku seketika langsung paham peribahasa "ingin menghilang ditelan bumi". 

Alhamdulillah bunda Helvy baik dan sabar banget menghadapi penonton-tanpa-karya-bisanya-protes-aja macem aku. Malahan beliau bersedia menjelaskan kenapa filmnya harus dibagi dua part. Masih mau foto bareng juga. Trus masih ngucapin "Terima kasih sudah menonton filmnya" saat berpisah. Bundaaa... aku padamu lah pokoknya mah... Kami pun membahas kejadian itu. Intinya sih ga usah terlalu merasa bersalah dan menyalahi diri sendiri. Takdirnya emang gitu. Kami memilih nonton di GM padahal bisa di mall lain. Kami memutuskan nonton KMGP dibanding film lain. Dan aku menyuarakan protes dengan lantang, yang ditanggapi Bunda Helvy dengan tenang. Yaah.. 

Semoga lain kali bisa ga akan protes keras-keras lagi. Ga janji juga sih. Haha.. Ps. Maafin kami ya Bunda. Semoga Bunda ga sadar kalau di dalam gedung kita duduk sati deret. Semoga Bunda juga ga dengar komentar-komentar kami sepanjang film KMGP berlangsung. Sukses selalu untuk KMGP dan karya-karya Bunda lainnya. (Kartika Restu Susilo)

No comments:

Post a Comment