Tak Hanya Hasilkan Susu

Tidak membuang kotoran sapi! Itu yang dilakukan para peternak sapi perah di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Mereka memanfaatkan kotoran sapi untuk menghasilkan energi. Dari telekong—nama lain kotoran sapi—para peternak mampu mengubahnya menjadi biogas yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, misalnya untuk bahan bakar genset, lampu penerangan, memasak, serta water heater (pemanas air) yang sangat dibutuhkan bagi warga. 

Misalnya saja, Pak Nuryakin, peternak sapi perah di Kecamatan Pujon. Sudah sejak 2012 ia tak lagi membeli tabung gas. “Kompor di rumah saya memanfaatkan biogas kotoran sapi,” ujar Pak Nur. Ia pun mampu menghemat uang belanja hingga Rp200.000—300.000 per bulan.

Menurut Pak Nur, tidak sulit membuat biogas dari kotoran sapi. Mula-mula ia mengumpulkan dan mencampur kotoran sapi di bak penampungan sementara dengan menggunakan air hingga terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1. Setelah menjadi lumpur, kemudian alirkan ke digester. Pada pengisian pertama pastikan digester terisi penuh. Lalu masukkan starter sebanyak satu liter dan juga rumen sejumlah 5 karung untuk kemampuan digester 3.5 hingga 5.0 m2. Setelah digester penuh tutup kran gas agar terjadi proses fermentasi.

Pada hari ke-1 hingga ke-8 gas yang terbentuk akibat fermentasi tersebut adalah karbon dioksida. Sedangkan pada hari ke-10 digester mulai menghasilkan gas metana. Ketika komposisi metana sudah sebesar 54% dan karbon dioksida sebesar 27% maka biogas akan menyala. Setelah hari ke-14 gas yang terbentuk sudah dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas dan keperluan lainnya. Menuru Pak Nurkayin, ia harus selalu mengisi digester dengan lumpur kotoran sapi secara teratur agar daya yang dihasilkan pun lebih maksimal. (Kartika Restu Susilo)


No comments:

Post a Comment